Menjaga Lisan dan Keutamaannya

Allah berfirman:

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

“Dan Dia telah menyempurnakan untukmu nikmt-Nya, lahir dan batin..” (Luqman: 20)

Dan Allah berfirman:

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ

“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya.” (Ibrahim: 34)

Di antara nikmat ini adalah lisan. Allah memuliakan hamba-Nya dengan lisan dan menjadikan lisan sebagai pengungkap sesuatu yang ada di dalam jiwanya. Sebagaimana Allah berfirman:

الرَّحْمَٰنُ () عَلَّمَ الْقُرْآنَ () خَلَقَ الْإِنسَانَ () عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

“Rabb Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an.  Dia telah menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara.” (Ar-Rahman: 1-4)

Dan Allah berfirman menyebutkan kebaikan-Nya kepada hamba-Nya ketika Dia menjadikan sebuah lisan untuknya:

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ () وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, serta lidah dan dua buah bibir?’ (Al Balad: 8-9)

Dengan sebab lisan, pemiliknya kadang di angkat ke derajat yang paling tinggi. Hal itu ketika pemiliknya menggunakan lisannya dalam perkara-perkara yang baik, seperti berdoa, membaca Al-Qur’an, berdakwah kepada Allah, mengajar, dan semisalnya.

Dengan kata lain, jika dia menggunakannya dalam hal yang diridhoi Allah. Seperti mengucapkan kalimat tauhid, apabila terpenuhi persyaratannya yang terkumpul di dalam dua bait syair:

Ilmu, keyakinan, dan keikhlasan serta kejujuranmu disertai

Kecintaan, keterikatan, dan penerimaan terhadapnya

Bahkan ini adalah seutama-utama kalimat yang diucapkan oleh lisan. Di dalam Ash-Shahihain dari hadits abu Hurairah, dia mengatakan:

Rasulullah bersabda:

“Keimanan ada empatpuluh tiga cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah, dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.”

Dengan kalimat ini pula kebahagiaan akan diperoleh. Dan sungguh Nabi dahulu menyeru kaumnya kepada kalimat ini dan mengatakan:

“Ucapkanlah Laa ilaha illallah, pasti kalian akan selamat.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, dan dari Thariq bin Abdullah bin Al-Maharibi, juga tercantum dalam Ash-Shahihul Musnad.

Di antaranya juga adalah bedzikir, sebagaimana Rabb kita telah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35)

al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam Musnad-Nya, juga At-Tirmidzi (no. 3377, dan ini adalah lafadznya), dari Abud Darda’ ia mengatakan: Rasulullah bersabda:

“Maukah kalian aku beritahu tentang amalan kalian yang paling baik dan paling suci di sisi Penguasa kalian, dan paling meninggikan derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada infaq emas dan perak, juga lebih baik bagi kalian daripada masuk ke dalam kancah pertempuran lalu kalian menebas leher-leher mereka dan mereka pun menebas leher-leher kalian?” Mereka mengatakan: “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau mengatakan: “Berdzikir kepada Allah.” Muadz bin Jabal mengatakan: “Tidak ada sesuatu yang paling menyelamatkan dari adzab Allah daripada mengingat Allah. “Hadits ini juga dicantumkan dalam Ash-Shahihul Musnad (1/145)

( Diambil dari Nasehat Untuk Kaum Musliman, Pustaka Ar Rayyan )

Salafy Meniti Jejak Salafush Sholih

Leave a Reply